Pamekasan, 06 Oktober 2024 – Penutupan Lomba Pena Santri 2024 yang diselenggarakan oleh Persatuan Alumni Darul Ulum Banyuanyar (PRADABAN) berlangsung meriah di Lapangan Garuda Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar. Acara tersebut juga sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan tema “Meneladani Kepemimpinan dan Pengabdian Rasulullah SAW dalam Membangun Peradaban Bangsa.” Dalam kesempatan tersebut, Ketua Dewan Pengurus Pusat (DPP) PRADABAN, Prof. Dr. H. Zainuddin Syarif, M.Ag, berkesempatan memberikan hadiah kepada para pemenang lomba. Hadiah yang diberikan berupa sertifikat, trophy, dan uang tunai dengan total lebih dari 10.000.000 rupiah. Juara pertama diraih oleh Moh. Sudah dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN SUKA), Yogyakarta, dengan perolehan nilai 522. Ia berhasil membawa pulang trophy juara I, sertifikat, serta hadiah uang tunai. Juara kedua dimenangkan oleh Dr. Fera Andrian Djakfar Musthafa, Lc, M.Pd.I dan Rofi’i, M.Pd dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Syaichona Moh. Cholil, Bangkalan Madura, dengan nilai 507. Mereka juga menerima sertifikat, trophy, dan uang tunai sebagai penghargaan. Sedangkan juara ketiga diraih oleh tim yang terdiri dari Hindun Farkhah, Syiddah Naelatul Muna, dan Zakiyatul Faridah dari Institut Agama Islam Nahdlatul Ulama (IAINU) Kebumen, Jawa Tengah, dengan perolehan nilai 492. Tidak hanya juara utama, penghargaan juga diberikan kepada tiga kategori Harapan. Harapan I diberikan kepada Adeliya Isykarimah dari Universitas Hafshawaty Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong, Probolinggo, yang memperoleh nilai 486. Harapan II diraih oleh Eka Mulyo Yunus dari Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, dengan nilai 455, dan Harapan III diberikan kepada Fathol Qorib dan Fitria Masruroh dari Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim, Malang, dengan nilai 411. Acara ini dihadiri oleh para santri, alumni, serta masyarakat sekitar yang turut memeriahkan kegiatan tersebut. Melalui kegiatan Pena Santri 2024, diharapkan dapat terus membangkitkan semangat para santri dalam mengembangkan keilmuan dan pengabdian kepada bangsa serta meneladani Rasulullah SAW sebagai sosok pemimpin dan pembangun peradaban.
Penutupan Pena Santri Nasional 2024: Peringatan Maulid Nabi dan Penghargaan untuk Para Juara
Pamekasan, 06 Oktober 2024 – Gelaran Pena Santri Nasional 2024 yang diselenggarakan oleh Persatuan Alumni Darul Ulum Banyuanyar (PRADABAN) secara resmi ditutup pada hari ini di Lapangan Garuda Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar. Penutupan ini bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, di bawah tema “Meneladani Kepemimpinan dan Pengabdian Rasulullah SAW dalam Membangun Peradaban Bangsa.” Acara yang penuh khidmat ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar, RKH. Muhammad Syamsul Arifin, Lc., serta Dr. KH. Almusta’in Syafi’ie, M.Ag.. Jajaran pengurus Dewan Pengurus Pusat (DPP) dan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PRADABAN juga turut hadir, bersama para santri, alumni, dan peserta lomba Festival Tarbiyah Diniyah Nasional (FDTN). Dalam sambutannya, RKH. Muhammad Syamsul Arifin, Lc. mengingatkan tentang tiga nasehat penting dari almarhum RKH. Muhammad Syamsul Arifin. Beliau menekankan pentingnya peran alumni yang memiliki lembaga pendidikan untuk mengimami santri-santrinya sendiri, mengajar (morok) secara langsung, serta bersabar dalam menjalankan tugas ini. Nasehat ini dianggap sebagai warisan berharga yang harus dijaga oleh para alumni untuk terus melestarikan semangat pendidikan dan pengabdian. Acara penutupan Pena Santri 2024 ditandai dengan pemberian hadiah kepada para pemenang lomba, mulai dari lomba LKTI Nasional dan Festival Tarbiyah Diniyah Nasional (FDTN) yang sebelumnya berlaga di tingkat DPW. Hadiah LKTI Nasional diserahkan langsung oleh Prof. Dr. H. Zainuddin Syarif, M.Ag., selaku Ketua DPP PRADABAN. Para pemenang lomba menerima sertifikat, trophy, dan uang tunai dengan total hadiah lebih dari 10 juta rupiah. Penutupan acara berlangsung meriah namun penuh dengan suasana religius, memberikan kesan mendalam bagi para hadirin. Melalui acara ini, PRADABAN berharap agar para santri dan alumni terus meneladani kepemimpinan serta pengabdian Rasulullah SAW dalam upaya membangun peradaban bangsa yang lebih baik di masa depan.
Tiga Hal Tentang RKH. Abdul Hamid Bakir| Prof. Dr. H. Zainuddin Syarif, M.Ag.
Dalam sambutan penutupan Pena Santri Nasional 2024 yang berlangsung pada 06 Oktober 2024 di Lapangan Garuda Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar, Prof. Dr. H. Zainuddin Syarif, M.Ag., selaku Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) PRADABAN, menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya meneladani kepemimpinan dan pengabdian Rasulullah SAW sebagai dasar dalam membangun peradaban bangsa. Beliau mengangkat tiga hal penting yang berkaitan dengan warisan ajaran para ulama pesantren, khususnya dari RKH. Abdul Hamid Bakir, seorang tokoh yang memiliki hubungan erat dengan Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar. Pertama, Prof. Zainuddin menceritakan pengalamannya ketika melakukan penelitian di Pondok Pesantren Salafi Al Utsmani, yang dipimpin oleh Kiai Utsman, mantan santri Banyuanyar di masa RKH. Abdul Hamid bin Isbat. Kiai Utsman mengingatkan bahwa menyebut nama orang-orang saleh, para wali, dan as-sholihin dapat “menyinari hati” (zikrul auliya wa as-sholihin yunauwwirul qulub). Ini adalah ajakan untuk selalu mengingat para ulama sebagai sumber inspirasi, yang dapat memperkuat iman dan mendekatkan diri kepada Allah. Kedua, Prof. Zainuddin mengisahkan kunjungan RKH. Abdul Hamid Bakir ke Pondok Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo, di mana beliau berperan penting dalam pemberian nama pesantren tersebut. Meski usulan awal dari Habib Abdullah Faqih adalah nama “Nurul Hadits”, yang dipilih oleh RKH. Abdul Hamid Bakir adalah Nurul Jadid. Hal ini menunjukkan betapa besar peran beliau dalam pengembangan pesantren-pesantren yang ada di Nusantara, serta bagaimana hubungan persaudaraan dan kekeluargaan antar ulama dapat memperkuat jaringan pesantren. Ketiga, beliau menyinggung isi buku yang ditulisnya, “Dinamisasi Manajemen Pendidikan Pesantren: Dari Tradisional Hingga Modern”, yang memuat pandangan RKH. Abdul Hamid Bakir tentang Trisakti PPB (Pondok Pesantren Banyuanyar). Pandangan tersebut menekankan bahwa santri harus menjadi warga negara yang baik, dengan kewajiban menjaga keamanan, kelestarian bangsa, serta memberikan sumbangsih ilmu berdasarkan agama dan akhlakul karimah. Tiga prinsip utama yang ditekankan adalah kejujuran, ketaatan, dan keikhlasan. Sambutan tersebut tidak hanya menekankan pentingnya pendidikan pesantren dalam membangun peradaban, tetapi juga mengajak seluruh alumni dan santri untuk terus meneladani ajaran para kiai dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam konteks pengabdian kepada masyarakat maupun bangsa.