Sejumlah organisasi kepesantrenan gelar penggalangan dana untuk disalurkan ke umat Islam Palestina, diantara organisasi tersebut komunitas Relawan Santri (RELASI) Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Alumni Darul Ulum Banyuanyar (DPP. Peradaban) Forum Komunikasi Mahasiswa Santri Banyuanyar (FKMSB) dan Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Ulum Banyuanyar (STAI DUBA). Penggalangan itu digelar beberapa titik traffic light, antara lain di pertigaan Jl. Kabupaten Pamekasan, herhitung dari tanggal 7-12 November 2023. Achmad Sya’roni sebagai panitia menuturkan, komunitas santri beserta organisasi kepesantrenan merasa terpanggil seketika situasi umat Islam Palestina yang saat ini sedang terus terusan di jajah oleh Israel. Menurutnya, Masjidil Aqsa yang terletak di Palestina merupakan kiblat pertama umat Islam dalam melaksanakan kewajiban ibadah shalat. “Sebelum transmisi kiblat ke Masjid Haram di kota suci Mekkah, Masjidil Aqsa merupakan kiblat pertama umat Islam. Sehingga berdasarkan wahyu Allah kemudian menghadap ke kiblat yang terletak di Masjidil Haram,” tuturnya (8/11/23). Lebih lanjut ia menuturkan, Masjidil Aqsa merupakan masjid kedua yang dibangun pertama di muka bumi. Maka menurutnya tanpa ada alasan untuk tidak mendukung warga Palestina yang masih terjajah sampai detik ini. “Masjid suci ketiga umat muslim itu adalah Masjidil Aqsa, merupakan tempat yang penting untuk dikunjungi setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi,” ucapnya. Selain itu ia berpendapat negara pertama yang mengakui kemerdekaan negara Indonesia adalah negara Palestina, maka menurutnya Indonesia dan Palestina mempunyai riwayat persahabatan yang erat. “Mengutip pernyataan dr Ir Soekarno, selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia menantang penjajahan Israel,” tegasnya
DPP Peradaban Gandeng KSPPS NURI JATIM dan Praktisi Gelar FGD Bahas Rencana Pembukaan Klinik Kesehatan
Forum Group Discussion (FGD) berjudul “Rencana Pembukaan Klinik Kesehatan” digelar dengan sukses oleh Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Alumni Darul Ulum Banyuanyar (DPP PERADABAN) bekerja sama dengan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Nuri Jawa Timur (KSPPS NURI JATIM) pada hari Rabu, 11 Oktober 2023. Acara yang berlangsung di Aula Kantor Pusat DPP Peradaban ini merupakan inisiatif kolaboratif yang bertujuan untuk membahas dan merumuskan rencana pembukaan klinik kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat sebagaimana yang diinginkan oleh Pengasuh Lembaga Pendidikan Islam Darul Ulum Pondok Pesantren Banyuanyar. Dalam acara ini, berbagai pihak termasuk praktisi kesehatan seperti dokter dan perawat alumni Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar, akademisi, dan Pengurus DPP Peradaban, berpartisipasi aktif dalam diskusi yang fokus pada pembukaan klinik kesehatan. Persatuan Alumni Darul Ulum Banyuanyar dan KSPPS NURI JATIM telah menjalin kerjasama erat untuk merancang klinik kesehatan yang akan memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat. Acara yang berlangsung melalui daring dan luring ini, diawali dengan sambutan dari para pemimpin organisasi penyelenggara, Bapak Prof. DR. H. Zainuddin Syarif, M.Ag. selaku Ketua Umum Persatuan Alumni Darul Ulum Banyuanyar, Bapak Achmad Mukhlisin, SH., MH. selaku Ketua Pengurus sekaligus Presiden Direktur KSPPS NURI JATIM, Bapak Drs. H. Moh. Kholil Asy’ari selaku Koordinator Pengawas KSPPS NURI JATIM sekaligus Pimpinan Pengurus LPI Darul Ulum Pondok Pesantren Banyuanyar, dan RKH. Sholahuddin Syamsul Arifin, Lc.,MA. yang menjelaskan tujuan dan harapan dari FGD ini. Sambutan dari para pimpinan ini menjadi pengantar dalam kegiatan FGD yang menjelaskan rincian rencana awal termasuk lokasi yang diusulkan, jenis layanan yang akan disediakan, serta target populasi yang akan dilayani oleh klinik kesehatan ini. Acara FGD Rencana pembukaan klinik kesehatan dipandu oleh DR. H. Nurul Hadi, Lc., M.Pd, anggota pengawas KSPPS NURI JATIM. Pemandu acara memberikan kesempatan bagi semua peserta FGD dimulai dari Praktisi Kesehatan yaitu Bapak dr. Muhammad Jauharil Wafi, Bapak dr. Abdul Ghofur dan Bapak Kamiluddin untuk memberikan pandangan umum terkait rencana pembukaan klinik kesehatan. Selain itu, peserta yang mengikuti secara luring juga diberi kesempatan untuk memberikan pandangan-pandangannya sebagaimana tema yang diangkat dalam FGD ini. Pemangku kepentingan, memberikan masukan penting tentang peran mereka dalam memberikan pelayanan kesehatan dan pentingnya kolaborasi antara klinik kesehatan dan rumah sakit. Mereka juga menyoroti aspek keamanan pasien dan kualitas pelayanan medis. Aspek keuangan, seperti sumber pendanaan, biaya layanan, dan upaya menjaga klinik tetap berkelanjutan secara finansial, turut menjadi perhatian dalam diskusi. Peserta FGD juga mengungkapkan pandangan dan harapan mereka terkait klinik kesehatan ini, menekankan pentingnya akses kesehatan yang mudah dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Moderator FGD merangkum hasil diskusi dan menekankan bahwa kolaborasi dan partisipasi dari semua pihak, termasuk masyarakat, adalah kunci dalam merancang klinik kesehatan yang efektif dan bermanfaat bagi semua. Langkah-langkah selanjutnya dalam perencanaan dan implementasi klinik kesehatan ini akan didasarkan pada masukan yang diperoleh dari FGD ini.
Info Kegiatan DPP dan DPW Harap Dikirim ke Admin
Seluruh kegiatan yang dilaksanakan baik oleh DPP setiap bidang maupun DPW dan DPLN harap didokumentasikan dan dikirim ke Admin website PERADABAN.
Banyuanyar, Potret Salah Satu Pesantren Tertua di Madura
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Abdul Syukkur Lc, M Th I* Banyuanyar merupakan salah satu pondok pesantren tertua yang ada di Madura, terletak di Desa Potoan Dajah, Palengaan, Pamekasan, Madura. Pesantren ini berawal dari surau (langgar) kecil yang dirintis Kiai Isbat bin Ishaq pada 1787 M/ 1204 H. Kiai Isbat terkenal kezuhudan dan ketawadhuannya (andhep asor) oleh masyarakat setempat, berdasar keterangan lisan masyarakat sekitar, sebelum mendirikan cikap bakal pesantren Banyuanyar beliau melakukan riyadhah berpuasa selama beberapa tahun untuk kebaikan pesantren, keluarga, dan santri-santrinya. Penyebutan nama Banyuanyar diambil dari bahasa Jawa, Banyu berarti air dan Anyar berarti baru. Hal ini dinisbatkan pada penemuan sumur baru yang memancarkan mata air cukup besar, sehingga cukup untuk warga pesantren dan masyarakat sekitar. Kepemimpinan Kiai Isbat berlangsung dari 1787 sampai 1868 dengan sistem pengajaran pesantren klasik yang fokus pada pengajaran baca Alquran dan penguasan kitab kuning. Sejak 1868 sampai 1933 kepemimpinan pesantren Banyuanyar beralih pada putra tertua Kiai Isbat yang bernama KH Abdul Hamid bin Isbat. Beliau terkenal tekun dalam mencari ilmu sehingga sampai usia senja pun beliau masih tetap belajar dan semangat mencari ilmu. Beliau berguru pada para ulama terkenal di Makkah al-Mukarramah kala itu, seperti Syekh Nawawi al-Bantani. Di antara bukti ketekunan beliau dalam mencari ilmu, beliau meninggal dunia dalam pengembaraannya mencari ilmu atau yang biasa dikenal dengan sebutan rihlah ilmiah. Pada 1933 beliau naik haji sekaligus belajar lagi pada para ulama Makkah, dan pada tahun itu beliau meninggal dunia di Makkah al-Mukarramah dan dikebumikan di sebelah barat pemakaman Ma’la. Setelah meninggalnya KH Abdul Hamid bin Isbat, kepemimpinan pesantren Banyuanyar diambil alih oleh putranya yang bernama KH. Abdul Majid, dari 1933 sampai 1943 M. Beliau terkenal sebagai santri yang suka berkelana dalam mencari ilmu. Di antara pesantren yang pernah dikunjungi dan ditimba ilmunya adalah Pondok Pesantren yang diasuh KH Mohammad Khalil di Bangkalan, kemudian beliau pindah ke pondok pesantren Siwalan Panji, Buduran, Sidoarjo. Selanjutnya beliau menimba ilmu di Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuran. Setelah itu, beliau melanjutkan studi ilmu-ilmu agamanya ke Makkah al-Mukarramah. Dari hasil pengembaraan ilmiahnya ini beliau menjadi pribadi yang sangat alim (banyak pengetahuan ilmu agamanya) dan menghasilkan karya tulis yang diberi nama kitab Tarjuman. Kitab ini dikarang khusus oleh beliau untuk menambah pengetahuan santri dan masyarakat sekitar tentang ilmu tajwid, akidah atau tauhid, fiqih, dan akhlak. Karya beliau yang lain adalah kitab Nubdzah, kitab ini memuat syair-syair berbahasa Arab untuk memotivasi para santri dalam mencari ilmu, terutama ilmu alat (nahwu dan sharaf) dan ilmu fiqih. Di samping itu, beliau juga memiliki karya berupa kumpulan khutbah Jumat berbahasa Arab yang dibaca oleh para khatib Jumat di sekitar pondok pesantren Banyuanyar, Bata-bata, Al-Mujtama’ dan pondok-pondok pesantren lain yang berafiliasi pada pondok-pondok besar itu. Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada 1943 KH Abdul Majid merintis pondok baru di daerah Panaan, Palengaan, Pamekasan, sekitar dua kilo meter dari Banyuanyar dan berdomisili di tempat itu sampai wafat pada 1955. Pada periode berikutnya, yakni 1943 sampai 1966 kepemimpinan Pondok Pesantren Banyuanyar senyatanya diserahkan pada KH Abdul Hamid Baqir, putra tertua KH Abdul Majid. Namun, karena yang bersangkutan aktif berjuang melawan Belanda di daerah tapal kuda, terutama Jember dan Banyuwangi, maka tanggung jawab kepemimpinan pondok Banyuanyar diserahkan pada KH Baidawi, paman dari KH Abdul Hamid Bakir atau adik kandung KH Abdul Majid sendiri. Di masa kepemimpinan KH Baidawi ini Banyuanyar mengembangkan sayapnya dengan mempelopori berdirinya lembaga-lembaga pendidikan Islam di daerah Pamekasan dan sekitarnya, seperti Sampang dan Sumenep. Setelah KH Baidawi meninggal dunia pada 1966 kepemimpinan Pondok Pesantren Banyuanyar diserahkan sepenuhnya pada KH Abdul Hamid Bakir, sejak 1966 sampai 1980. Di bawah kepemimpinan KH Abdul Hamid Bakir yang notabene pejuang kemerdekaan ini identitas kebangsaan Pesantren Banyuanyar semakin tampak. Hal ini terbukti dengan berdirinya dua tugu burung garuda besi sebagai lambang negara Indonesia. Menurut menantu beliau yang bernama KH Abdul Ghafur Syafiuddin Lc, KH Abdul Hamid Bakir belum pernah menentang pemerintah, tapi kalau berbeda pendapat itu biasa (lumrah). Banyak cerita yang menyebar dari lisan ke lisan tentang keistimewaan KH Abdul Hamid Bakir ini, menurut masyarakat yang pernah bertemu atau bergaul dengan beliau banyak karamah yang ditunjukkan beliau, sehingga beliau dikenal sebagai kiai yang sakti. Pada 1980 KH Abdul Hamid Bakir meninggal dunia dan kepemimpinan pondok diserahkan pada menantunya yang bernama KH Muhammad Syamsul Arifin, sejak 1980 sampai sekarang. KH Muhammad Syamsul Arifin terkenal alim sejak kecil, karena sejak beliau berumur lima belas tahun sudah sering ditunjuk oleh KH Abdul Hamid Bakir untuk menggantikan beliau ketika berhalangan mengajar santri. Di bawah kepemimpinan KH Muhammad Syamsul Arifin, Banyuanyar membuat kebijakan untuk memadukan kajian kitab-kitab salaf (klasik) dengan pengetahuan umum (modern). Sejak 1983 pesantren ini secara resmi menjadi Lembaga Pendidikan Islam Darul Ulum, dan kemudian didirikanlah lembaga-lembaga pendidikan sejak usia dini sampai perguruan tinggi, dan sekarang menjelma menjadi salah satu pesantren terbesar di Madura. *Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Al-Mujtama dan Sekolah Tinggi Ilmu Bahasa Arab (STIBA) Banyuanyar.
DPW Peradaban Kecamatan Waru Gelar Khitan Massal Gratis
Pamekasan, BULETIN.CO.ID – Pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Persatuan Alumni Darul Ulum Banyuanyar (Peradaban) melaksanakan Khitan Massal Gratis di LPI Riyadlatul Mubtadiin Ponpes Karang Jati, Dusun Tengah, Desa Tlonto Ares, Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Minggu (28/08/22) Kegiatan ini bekerjasama dengan Yayasan Pamekasan Sehat Bersih dan Barokah (PSBB). Didukung oleh Alumni MA DUBA 2007 atau yang lebih familiar disebut 07, Jurnalis Center Panekasan (JCP) , AMDK Nuri, Toko Bagus, FA Digital Printing dan Toko Zaki Al Husna. Ketua DPW Peradaban Waru, K. Rosyidi Jamal, S.Pd.I, menyampaikan dalam sambutannya bahwa, Kegiatan ini merupakan sebagian dari serangkaian 100 hari kerja dari masih banyak Program kerja yang insya Allah dalam waktu dekat juga akan di laksanakan, Seperti Bedah Rumah, Bekam Massal, Ruqyah massal. Rosyidi menambahkan, DPW Peradaban Waru sudah melaksanakan beberapa Program Kerja diantaranya Program Anak Asuh yang juga merupakan Program Unggulan dari DPP Peradaban, dan Santunan anak yatim yang dilaksanakan beberapa bulan yang lalu tepatnya di Desa Sana Laok, Kecamatan Waru. “Sementara Anak Asuh diberangkatkan mondok di Ponpes Darul Ulum Banyuanyar (DUBA) dibiayai DPW Peradaban Waru sebanyak dua orang, satu asal desa Tlontoares dan satunya lagi dari Desa Waru Timur, adapun dana atau biaya yang dihimpun untuk terlaksananya Program tersebut adalah dengan cara membuat kencleng dan disebar ke setiap Toko, Rumah Alumni melalui Kordes setempat kemudian di setor waktu Kajian Rutin Bulanan”, imbuhnya. Selanjutnya, ucapan terima kasih yang sangat mendalam dari Wasekum DPP Peradaban Fauzi Mawardi, M.Pd mewakili Ketua Umum DPP, Prof. Dr. Zainuddin Syarif, M.Ag atas segala jerih payah DPW Peradaban Waru dalam rangka terus bekerja menjalankan Program Sosial seperti Khitan massal gratis ini. “Karena tanpa kerja keras dan kekompakan dari rekan-rekan DPW Peradaban Kecamatan Waru, hal mulia seperti ini tidak akan terlaksana dengan sempurna”, ucapnya. Di akhir sambutannya, Fauzi Mawardi berharap, semoga kegiatan positif seperti ini akan terus terlaksana sebagai bentuk pengabdian Alumni terbahadap masyarakat. “Sesuai dengan Motto Peradaban ‘Dimulai dari hal kecil yang sederhana menuju hal besar yang berguna’ “, pungkasnya. Sementara itu Ketua Yayasan Pamekasan Sehat Bersih Barokah (PSBB) RKH. Jamaluddin Syamsuddin mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan rekan DPW Peradaban Waru yang telah memberikan kepercayaan dan kerjasama, semoga hal ini dapat membantu keluarga yang kurang mampu, dan menjadi tambahan nilai ibadah. Ia juga menyampaikan bahwa, “PSBB mulai bergerak ditahun 2019 dan sudah berhasil mengkhitan kurang lebih 1.200 orang. Dan semoga di kegiatan massal berikutnya PSBB akan tetap dipercaya sebagai pelaksana khitan massal gratis”, ungkapnya. Kegitan khitan massal ini sangat disambut baik dan antusias yang luar biasa oleh masyarakat, terbukti peserta khitan massal melebihi kuota yang telah ditentukan oleh panitia yaitu mencapai 58 orang, sementara panitia membatasi hanya 50 orang. Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Desa Tlonto Ares, Miskalam Bakri, beserta para tokoh setempat, perwakilan dari MA DUBA 07 dan Jurnalis Center Pamekasan (JCP) . (Rofiuddin)
DPP PERADABAN Gelar Raker Pasca Dilantik
YOGYAKARTA -Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Alumni Darul Ulum Banyuanyar (Peradaban) menggelar Rapat Kerja (Raker), pada Sabtu, 26 Februari 2022. Raker yang mengusung tema “Memulai dari hal kecil yang sederhana menuju hal besar yang berguna” tersebut bertempat di Hotel Matahari, Yogyakarta. Ketua Umum DPP Peradaban, Dr. H. Zainuddin Syarif, M.Ag., dalam berbagai acaranya menyampaikan bagaimana Peradaban menjadi bagian yang aktif berkontribusi untuk Pondok Pesatren Banyuanyar dari berbagai bidang. Beliau menyampaikan, semangat pengabdian harus terus terbentuk, meski dari hal sederhana hingga menjadi hal besar yang berguna. “Kita senantiasa bersemangat mengabdi, dengan mewujudkan filosofi dari kecil sederhana menuju yang besar yang berguna,” ungkapnya di hadapan para hadirin. Beliau juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu terlaksananya Raker tersebut. Khususnya dari Wakil Ketua MPR RI, H. Arsul Sani, SH, M.Si, yang menjadi keynote speaker, dan Wakil Ketua Baleg DPR RI, Dr. H. Ach. Baidowi, S.Sos., M.Si., sebagai pemateri. Acara ini diikuti oleh semua Pengurus Harian DPP Peradaban dan beberapa Dewan Pakar. ( Asd )
Pengurus Peradaban Kordes Plakpak Serahkan Donasi untuk Pembangunan Asrama Midad B Banyuanyar
Pengurus Persatuan Alumni Darul Ulum Banyuanyar (Peradaban) Kordes Plakpak menyerahkan donasi untuk pembangunan asrama Midad B di Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar, Rabu(06/09).
Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Lantik Pengurus Peradaban Periode 2021-2026
BANYUANYAR – Ahad (30/01), pengurus Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Alumni Darul Ulum Banyuanyar (DPP PERADABAN) Periode 2021-2026 resmi dilantik oleh Ketua Dewan Pembina DPP PERADABAN sekaligus Pengasuh PP. Banyuanyar RKH. Hasbullah Muhammad, Lc. di Serambi Masjid Darul Ulum Banyuanyar. Pengurus DPP PERADABAN yang dilantik tersebut dipimpin oleh Dr. H. Zainuddin Syarif, M.Ag., yang terpilih oleh Tim Formatur hasil Musyawarah Kubro (Muskub) PERADABAN, 23-24 Oktober 2021 yang lalu. Dalam sambutannya, Ketua Umum Demisioner DPP PERADABAN Drs. H. Moh Khalil Asy`ari menyampaikan harapannya kepada pengurus yang baru untuk memaksimalkan program yang ada dan program yang belum terlaksana. “Ada dua program yang belum terlaksana, yang mungkin bisa dilaksanakan oleh pengurus baru jika dikira penting, yaitu kartu donasi alumni dan pendataan anggota Peradaban,” kata pria yang pernah menjabat wakil bupati Pamekasan tersebut. Sedangkan Ketua Umum DPP PERADABAN periode 2021-2026 Dr. H. Zainuddin Syarif, M.Ag., mengatakan bahwa ada beberapa grand planing yang akan direncanakan kepengurusan yang dipimpinnya, di antaranya adalah berdirinya fakultas kedokteran di kampus Banyuanyar, berdirinya rumah sakit, pelatihan intrepreneurship, dan program anak asuh. Ketua Dewan Pembina DPP PERADABAN dalam pengarahannya mengatakan bahwa pengurus DPP PERADABAN perlu menunjukkan pengabdian kepada pesantren melalui PERADABAN dengan bukti nyata. “Saya akan menyampaikan apa yang disampaikan oleh Almarhum Almaghfur Lahu Ayahanda kami RKH. Muhammad Syamsul Arifin, yaitu hidupilah Banyuanyar, jangan mencari hidup di Banyuanyar,” dawuh beliau. Acara pelantikan pengurus DPP PERADABAN diisi dengan pembacaan ikrar yang dipandu oleh Ketua Dewan Pembina RKH. Hasbullah Muhammad, dan dilanjutkan dengan serah terima jabatan dari ketua umum demisioner kepada ketua umum yang baru. Acara tersebut dihadiri oleh jajaran Dewan Pembina (RKH. Hasbullah Muhammad, Lc., RKH. Sholahuddin Syamsul Arifin, MA., dan RKH. Abdul Hannan Tibyan), Dewan Penasehat, Dewan Pakar dan semua Pengurus Harian DPP PERADABAN, dan para pengurus Pondok Pesantren Banyuanyar.